Penjelasan Idiom "Wishful Thinking": Arti dan 15 Contoh Kalimatnya!

Halo semua! Apakah kalian pernah merasa kecewa karena harapan yang tidak terpenuhi? Atau mungkin kalian sedang mencoba untuk mencapai suatu tujuan, tapi seringkali merasa terhalang oleh pikiran yang tidak realistis? Jika iya, maka artikel ini cocok untuk kalian!

Kali ini, JedaBaca akan membahas tentang “wishful thinking”, sebuah idiom yang seringkali kita dengar dalam kehidupan sehari-hari. Namun, apa sebenarnya arti dari “wishful thinking”? Apa saja contohnya dalam kehidupan sehari-hari?

Yuk, simak artikel ini sampai habis untuk mengetahui jawabannya! Kami berharap artikel ini dapat membantu kalian untuk lebih memahami konsep “wishful thinking” dan bagaimana menghadapinya dalam kehidupan sehari-hari. Selamat membaca!

Definisi Idiom “Wishful Thinking”

Terkadang, dalam menghadapi situasi atau masalah yang sulit, seseorang dapat menjadi terlalu optimis atau berharap dengan semata-mata tanpa mempertimbangkan kenyataan yang ada di depan mata. Inilah yang dimaksud dengan “wishful thinking”, yaitu kecenderungan manusia untuk berharap atau bermimpi sesuatu yang tidak realistis atau bahkan mustahil terjadi.

Definisi “wishful thinking” seringkali dikaitkan dengan kecenderungan manusia untuk mempercayai sesuatu yang mereka inginkan sebelum mempertimbangkan bukti atau informasi yang tersedia. Sebagai contoh, ketika seseorang berharap untuk memenangkan undian meski peluangnya sangat kecil, atau ketika seseorang bermimpi menjadi seorang superstar meskipun kemampuannya tidak memadai.

Namun, dalam beberapa kasus, “wishful thinking” juga dapat membantu seseorang untuk mencapai tujuan yang sulit. Ketika seseorang memiliki harapan atau cita-cita yang tinggi, hal tersebut bisa menjadi pemicu motivasi dan semangat untuk bekerja keras dan terus berusaha mencapainya. Dalam hal ini, “wishful thinking” berperan sebagai sebuah dorongan positif yang memberi semangat dalam meraih sukses.

Secara keseluruhan, “wishful thinking” adalah kecenderungan manusia untuk berharap atau bermimpi tanpa pertimbangan yang cukup terhadap kenyataan yang ada. Dalam beberapa kasus, hal ini dapat membantu dalam mencapai tujuan, tetapi perlu diingat bahwa harapan yang realistis dan tindakan konkret yang memadai adalah kunci untuk mencapai kesuksesan.

Asal Usul Idiom “Wishful Thinking”

Asal usul idiom “wishful thinking” tidak jelas dan sulit untuk dilacak secara pasti. Namun, beberapa sumber mengaitkannya dengan kepercayaan atau kecenderungan manusia untuk berharap atau bermimpi sesuatu yang tidak realistis atau mustahil terjadi.

Istilah “wishful thinking” pertama kali muncul dalam bahasa Inggris pada abad ke-19 dan digunakan untuk menggambarkan keinginan atau harapan yang tidak realistis atau tidak masuk akal. Pada masa itu, istilah ini sering digunakan untuk mengkritik orang yang bermimpi tentang kehidupan yang lebih baik tanpa melakukan tindakan konkret untuk mencapainya.

Seiring berjalannya waktu, istilah “wishful thinking” menjadi semakin populer dan sering digunakan dalam konteks yang lebih luas. Saat ini, istilah ini sering digunakan untuk menggambarkan kecenderungan manusia untuk mempercayai sesuatu yang mereka inginkan sebelum mempertimbangkan bukti atau informasi yang tersedia.

Meskipun asal usul istilah ini tidak diketahui secara pasti, kecenderungan manusia untuk berharap atau bermimpi sesuatu yang tidak realistis atau mustahil terjadi telah ada sejak zaman dahulu kala. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa istilah “wishful thinking” mencerminkan kecenderungan manusia yang sudah ada sejak zaman dahulu, dan terus ada hingga saat ini.

Contoh Penggunaan Idiom “Wishful Thinking”

1. Menggambarkan sebuah harapan atau keinginan yang tidak realistis atau mustahil terjadi. Idiom ini digunakan untuk mengingatkan orang agar tidak terlalu berharap pada sesuatu yang tidak mungkin terjadi dan agar lebih realistis dalam mengevaluasi situasi atau kondisi yang dihadapi.

2. Mengkritik seseorang yang bermimpi tentang kehidupan yang lebih baik tanpa melakukan tindakan konkret untuk mencapainya. Dalam hal ini, idiom ini dapat dijadikan sebagai motivasi untuk seseorang agar lebih aktif dalam merencanakan dan bertindak untuk mencapai tujuannya.

3. Membantu seseorang untuk menghindari kekecewaan atau rasa frustasi ketika harapannya tidak terpenuhi. Dengan memahami bahwa harapan atau keinginan tersebut tidak realistis, seseorang dapat lebih mudah menerima kenyataan dan mencari solusi yang lebih realistis untuk mengatasi masalah yang dihadapi.

4. Dalam konteks sosial dan politik, istilah “wishful thinking” juga sering digunakan untuk mengkritik pemimpin atau partai politik yang mempromosikan kebijakan atau program yang tidak realistis atau mustahil terjadi. Istilah ini juga digunakan untuk mengingatkan masyarakat agar tidak terlalu berharap pada janji-janji yang tidak realistis dari para politisi atau pemimpin.

5. Dalam dunia bisnis, istilah “wishful thinking” sering digunakan untuk menggambarkan kecenderungan pengusaha atau investor yang berharap untuk mendapatkan keuntungan besar dalam waktu singkat tanpa mempertimbangkan risiko atau kenyataan pasar yang ada. Dalam hal ini, istilah ini digunakan untuk mengingatkan para pengusaha atau investor agar lebih realistis dalam mengevaluasi potensi bisnis atau investasi yang mereka lakukan.

Dalam kesimpulan, fungsi utama dari idiom “wishful thinking” adalah untuk menggambarkan sebuah harapan atau keinginan yang tidak realistis atau mustahil terjadi. Istilah ini juga digunakan untuk mengingatkan orang agar lebih realistis dalam mengevaluasi situasi atau kondisi yang dihadapi, serta untuk mendorong seseorang untuk mencari solusi yang lebih realistis untuk mengatasi masalah yang dihadapi.

Contoh Kalimat untuk Idiom “Wishful Thinking”

1. I hope I can win the lottery without buying a ticket, but that’s just wishful thinking.

(Aku berharap bisa menang lotere tanpa membeli tiket, tapi itu hanya harapan kosong.)

2. If you think the boss will give you a raise just because you’ve been working hard, that’s wishful thinking.

(Jika kamu pikir bos akan memberimu kenaikan gaji hanya karena kamu sudah bekerja keras, itu adalah harapan yang tidak realistis.)

3. It’s wishful thinking to believe that everyone will always be honest and trustworthy.

(Adalah harapan kosong untuk mempercayai bahwa semua orang akan selalu jujur dan dapat dipercaya.)

4. He thinks he can pass the exam without studying, but that’s just wishful thinking.

(Dia berpikir dia bisa lulus ujian tanpa belajar, tapi itu hanya harapan kosong.)

5. If you believe that your problems will just disappear overnight, you’re engaging in wishful thinking.

(Jika kamu percaya bahwa masalahmu akan hilang begitu saja semalam, itu adalah harapan kosong.)

6. She’s dreaming of a perfect world where there’s no war or poverty, but that’s just wishful thinking.

(Dia sedang bermimpi tentang dunia yang sempurna di mana tidak ada perang atau kemiskinan, tapi itu hanya harapan kosong.)

7. It’s wishful thinking to believe that you can lose weight without exercising or changing your diet.

(Adalah harapan kosong untuk mempercayai bahwa kamu bisa menurunkan berat badan tanpa berolahraga atau mengubah pola makanmu.)

8. He thinks he can become a millionaire by selling water bottles, but that’s just wishful thinking.

(Dia berpikir dia bisa menjadi miliuner dengan menjual botol air, tapi itu hanya harapan kosong.)

9. If you expect your crush to fall in love with you just because you’re nice to them, that’s wishful thinking.

(Jika kamu mengharapkan gebetanmu jatuh cinta padamu hanya karena kamu baik padanya, itu adalah harapan yang tidak realistis.)

10. It’s wishful thinking to believe that you can get a promotion without putting in the effort and hard work.

(Adalah harapan kosong untuk mempercayai bahwa kamu bisa mendapatkan promosi tanpa usaha dan kerja keras.)

11. She thinks she can finish her project in one day, but that’s just wishful thinking.

(Dia berpikir dia bisa menyelesaikan proyeknya dalam satu hari, tapi itu hanya harapan kosong.)

12. If you believe that everything will always go according to plan, you’re engaging in wishful thinking.

(Jika kamu percaya bahwa segalanya akan selalu berjalan sesuai rencana, kamu sedang berharap dengan tidak realistis.)

13. It’s wishful thinking to expect the world to be a fair and just place all the time.

(Adalah harapan kosong untuk mengharapkan dunia selalu menjadi tempat yang adil dan adil.)

14. He thinks he can quit his job and start a successful business overnight, but that’s just wishful thinking.

(Dia berpikir dia bisa keluar dari pekerjaannya dan memulai bisnis yang sukses semalam, tapi itu hanya harapan kosong.)

15. If you expect your team to win the championship without putting in the hard work and practice, that’s wishful thinking.

(Jika kamu berharap timmu memenangkan kompetisi tanpa usaha keras dan latihan, itu hanya harapan yang sia-sia.)

Penutup

Nah, itulah sedikit ulasan tentang idiom yang sering kita dengar, “wishful thinking”. Siapa sangka, sepele seperti idiom ini bisa menggambarkan sifat manusia yang kadang berlebihan dalam bermimpi tanpa mempertimbangkan kenyataan yang ada di depan mata.

Dalam hidup, kita memang perlu berharap dan bermimpi tentang hal-hal yang ingin dicapai atau diraih. Namun, tentunya perlu diimbangi dengan tindakan yang konkrit dan realistis agar mimpi tersebut dapat terwujud.

So, jangan terlalu terlena dengan harapan dan mimpi yang hanya menjadi “wishful thinking” belaka. Sebaiknya, kita harus selalu berusaha dan bekerja keras untuk mewujudkan semua mimpi dan harapan kita menjadi kenyataan. Semoga artikel ini bermanfaat dan dapat membantu meningkatkan pemahaman Idiom bahasa Inggris Anda.. Keep dreaming and keep working hard!

 

Posting Komentar untuk "Penjelasan Idiom "Wishful Thinking": Arti dan 15 Contoh Kalimatnya!"